Tantangan Dakwah Sekolah Berhadapan Dengan Rezim Represif Anti Islam

/ Tanggal: 10 Maret 2018

Ini adalah pengalaman lapangan. Ketika merasakan betul bagaimana para agen penjajah barat dalam menyumbat dakwah Islam. Sebelumnya mereka membuat pengklasifikasian Islam, sebagaimana Snouck pada penjajahan gaya lama. Mereka akan merangkul setiap orang atau organisasi yang meletakkan Islam sebatas aqidah ruhiyah semata. Bahkan dengan sangat licik mereka memanfaatkannya untuk menjadi alat pemukul bagi dakwah Islam. 

Saya pernah membina beberapa pelajar yang tersebar di beberapa sekolah. Ketika membina Rohis, maka rezim agen akan membatasi ruang gerak rohis dengan proyek deradikalisasi juga sekaligus menyumbat rohis yang mulai bersentuhan dengan dakwah Islam. Cara berikutnya adalah dengan membuat rohis tandingan sebagai saluran untuk menetralisir yang AD/ART nya, personil pengurusnya adalah siap menjadi agen rezim yang digunakan untuk menghantam dakwah Islam dikalangan pelajar. 

Termasuk cara yang paling sadis adalah melakukan propaganda keterlaluan kepada siswa yang mendakwahkan Islam serta memblack list setiap pengemban dakwah yang dikenal aktif dalam pergerakan dakwah sekolah. Termasuk menutup rapat-rapat akan person pengemban Dakwah. Untuk saat ini memang begitulah kondisinya. Kalau dulu tahun 80an di dunia dakwah kampus terdapat normalisasi kampus oleh rezim soeharto, maka saat ini adalah normalisasi sekolah. Yang kesemuanya itu bertujuan untuk membungkam suara kritis pelajar muslim, lebih dari itu adalah untuk memadamkan bara api pelajar muslim dalam memperjuangkan sistem Islam. 

Lantas menghadapi situasi seperti ini harus bagaimana ? Istiqamah terus berdakwah. Itulah pilihan sikap yang harus diambil. Seberapapun canggih sumber daya, maupun sumber keuangan mereka, dakwah Islam akan senantiasa menemukan jalannya. Sebagaimana air yang akan menerobos celah batu yang menghadangnya. Sembari dengan mengusahakan berbagai tekhnik kreatif ( uslub ) dalam dakwah sekolah. 

Mereka penjajah beserta agen-agennya adalah short time, barang hanya 5 tahun, 10 tahun, atau mungkin 20 tahun , waktu hidup mereka pendek. Sementara pergerakan dakwah Islam itu long time, stamina panjang. Lihatlah berbagai rezim diktator yang berkuasa puluhah tahun menebar kedzaliman kepada umat, menangkapi para pengemban dakwah akhirnya mereka bertumbangan satu persatu, sementara estafet pergerakan dakwah senantiasa berkesinambungan. 

Dan yang pasti Allah SWT pasti akan menolong dan meneguhkan kedudukan para pengemban dakwah, hingga apa yang mereka citakan tegak dibumi ini, yakni ketika Islam mewujud secara nyata mengatur kehidupan. Allahu Akbar !

Oleh : Abu Syahmi

Silahkan berkomentar dengan baik

 

Start typing and press Enter to search