Oleh Dhika Widayat
(Penulis, Founder Forum Pemuda Purworejo)
Muda itu bukan
berarti bisa melakukan semua hal semaunya. Darah muda memang lebih mudah untuk
mengedepankan ego. Hanya saja tidak ada alasan yang tepat untuk melupakan suatu
hal yang penting dalam hidup.
Kita ini bukan orang
tanpa agama. Kita mengaku Islam adalah agama kita. Allah, Tuhan kita. Muhammad adalah rasul kita dan Al Quran
adalah pedoman hidup kita.
Ini sudah menjadi
paten yang tidak bisa kita ubah lagi. Kalau berani mengubahnya bisa sangat
berbahaya bagi masa depan kita. Bisa-bisa sepanjang masa kita habiskan dengan
siksa yang sangat pedih tanpa henti.
Komitmen kita sebagai
seorang muslim muda harus dibuktikan. Ada satu masa yang tidak bisa kita lewati
begitu saja dengan sesuka kita. Oh iya
termasuk masa muda kita saat ini.
Rasulullah pernah
mengingatkan kita tentang masa muda itu.
“Tidak akan bergeser
kaki seorang manusia dari sisi Allah pada hari kiamat (nanti), sampai dia
ditanya tentang lima perkara: … tentang masa mudanya, untuk apa digunakan? …”
(HR. Tirmidzy)
Benar, masa muda
bukan berarti kita bisa bertindak sesuka kita. Allah kelak akan meminta
pertanggung jawaban tentang masa muda yang kita habiskan.
Sebagai seorang
Muslim, kita sudah berikrar dengan janji setia. Syahadat yang kita ucapkan
adalah janji kita untuk tunduk dan patuh kepada Allah. Itu juga berarti kita
bersedia menjadikan Al Quran sebagai pedoman dalam kehidupan. Sehingga dalam
hidup ini juga kita haruslah sesuai dengannya.
Masa muda yang kelak
akan kita pertanggungjawabkan di sisi Allah pun sama. Sudahkah ketundukan kita
di masa muda adalah kepada Al Quran? Ataukah masih ketundukan kepada nafsu
belaka? Ini akan dipertanyakan Allah kepada kita.
Dunia ini bisa saja
lisan kita berbohong. Hanya saja saat kelak Allah bertanya, kita tidak bisa berbohong.
Mulut terkunci sedangkan kaki dan tangan kita yang akan berbicara.
Tidak mungkin masa
muda yang kelak akan dipertangggungjawabkan kepada Allah kita gunakan untuk
bermaksiat. Untuk hal yang sia-sia saja adalah sebuah berita buruk untuk
akhirat kita. Apalagi kita gunakan untuk bermaksiat.
Tidakkah kita malu
dan kelu di hadapan Allah kelak? Saat kita menjawab pertanyaan-Nya dengan
catatan buruk. Saat kita mengatakan bahwa masa muda kita kita gunakan untuk hal
yang dibenci-Nya. Apakah masih enggan kita untuk memberikan catatan baik bagi
diri kita sendiri di hadapan Allah kelak?
Sayangnya tidak akan
ada alasan, “mumpung masih muda, wajar kalau masih suka maksiat.” Itu bukan
kalimat yang baik. Kecuali hari ini kita bertaubat, memperbaiki yang telah lalu.
Dan hari in kita mulai masa muda ini untuk ketaatan kepada Allah. Agar kelak
kita dengan bangga menjawab pertanyaan Allah, “Untuk apa kau habiskan masa
mudamu?” Kita menjawabnya dengan percaya diri, “Banyak bertaubat dan taat
kepada-Mu.”

Silahkan berkomentar dengan baik